Kontribusi dan Tantangan Relawan KSR PMI

Korps Sukarela (KSR) Palang Merah Indonesia adalah pilar utama dalam setiap operasi kemanusiaan, terutama di masa tanggap darurat bencana. Anggota KSR, yang umumnya terdiri dari mahasiswa dan masyarakat umum yang berjiatwa sosial tinggi, menjalani pelatihan intensif untuk menjadi garda terdepan dalam penyelamatan dan pertolongan. Keberadaan KSR sangat penting karena mereka mengisi kekosongan tenaga profesional dengan semangat kesukarelaan yang tak kenal lelah. Dalam setiap misi kemanusiaan, Kontribusi dan Tantangan yang dihadapi oleh relawan KSR menjadi cerminan dari dedikasi PMI dalam melayani masyarakat.

Salah satu Kontribusi dan Tantangan terbesar dari KSR terletak pada kesiapan multi-tasking mereka. Seorang anggota KSR harus siap bertugas di berbagai lini, mulai dari evakuasi korban, mendirikan tenda pengungsian, hingga mengoperasikan dapur umum. Secara spesifik, dalam bidang medis, relawan KSR berperan besar dalam memberikan Pertolongan Pertama (PP) di lokasi bencana sebelum korban dirujuk ke Rumah Sakit Lapangan. Sebagai contoh, pada insiden kecelakaan transportasi laut di perairan D pada 19 Mei 2024, tim KSR PMI Cabang E berhasil menstabilkan 30 korban yang mengalami hipotermia dan luka ringan, bekerja sama dengan tim penyelamat dari Polisi Air dan Udara (Polairud).

Namun, di balik kontribusi besar tersebut, Kontribusi dan Tantangan yang dihadapi relawan KSR tidaklah ringan. Tantangan fisik yang ekstrem seringkali terjadi, seperti harus berjalan kaki berjam-jam membawa logistik di medan terjal, atau bekerja selama lebih dari 24 jam tanpa henti. Tantangan mental dan emosional juga sangat signifikan; mereka harus menyaksikan langsung penderitaan korban, kehilangan, dan trauma. Untuk mengatasi hal ini, PMI Pusat mewajibkan setiap KSR menjalani sesi debriefing psikologis setidaknya satu kali setelah menyelesaikan misi berisiko tinggi.

Dari sisi logistik dan administrasi, Kontribusi dan Tantangan relawan KSR juga mencakup kedisiplinan dalam pencatatan. Setiap barang bantuan yang diterima, didistribusikan, dan setiap pasien yang ditangani harus dicatat dengan detail. Berdasarkan laporan internal PMI yang diterbitkan pada akhir tahun 2023, data yang akurat ini penting untuk akuntabilitas organisasi. Meskipun hanya relawan, KSR memiliki kode etik dan disiplin yang setara dengan petugas profesional, memastikan bahwa Kontribusi dan Tantangan mereka selalu selaras dengan prinsip-prinsip dasar gerakan Palang Merah Internasional: Kemanusiaan, Kesamaan, Kenetralan, Kemandirian, Kesukarelaan, Kesatuan, dan Kesemestaan. Dedikasi tanpa pamrih inilah yang menjadikan KSR sebagai backbone kemanusiaan di Indonesia.

Posted in PMI