Di tengah puing-puing, banjir bandang, atau tebing longsor, Palang Merah Indonesia (PMI) mengemban tanggung jawab terberat: menyelamatkan nyawa dari zona bahaya. Operasi ini bukan hanya tentang keberanian, melainkan penerapan teknik evakuasi terstandar yang menuntut presisi tinggi. Setiap langkah yang diambil dalam Misi Maut Relawan ini adalah perhitungan risiko antara menyelamatkan korban dan menjaga keselamatan tim. Kecepatan dan ketepatan relawan adalah kunci keberhasilan, terutama saat menghadapi golden hour bencana. Untuk menjamin keselamatan, setiap Misi Maut Relawan dilengkapi dengan peralatan dan pelatihan yang mumpuni. Misi Maut Relawan merupakan pertaruhan antara hidup dan mati yang harus dimenangkan.
Prinsip Utama Evakuasi di Medan Sulit
Evakuasi yang dilakukan PMI selalu mengikuti protokol ketat, yang didahului dengan penilaian risiko cepat (Rapid Needs Assessment). Evakuasi harus dilakukan secara aman, cepat, dan dengan meminimalisir cedera lebih lanjut pada korban.
- Imobilisasi Cepat: Sebelum dipindahkan, korban dengan dugaan cedera tulang belakang atau leher harus diimobilisasi menggunakan long spine board atau neck collar. Ini adalah langkah prioritas tertinggi untuk mencegah kelumpuhan.
- Pemindahan Taktis: Tim evakuasi PMI dilatih menggunakan berbagai metode pemindahan, seperti teknik fireman’s carry untuk medan rata dan teknik lifting/lowering menggunakan tali dan rigging system untuk medan vertikal seperti lereng curam.
Instruktur Spesialis Water Rescue PMI Pusat, Bapak Darmawan Santoso, S.K.M., M.Kes., dalam sesi pelatihan search and rescue (SAR) yang dilaksanakan di Pelabuhan Ratu pada bulan Oktober 2025, mewajibkan setiap tim evakuasi untuk menyelesaikan simulasi evakuasi dalam kondisi gelap dengan waktu maksimal 20 menit per korban.
Peralatan dan Armada Khusus
Keberhasilan Misi Maut Relawan bergantung pada peralatan canggih. PMI menggunakan armada yang dirancang khusus untuk mengatasi berbagai jenis medan:
- Mobil Amfibi (Hagglund): Digunakan untuk evakuasi di daerah berlumpur, rawa, atau banjir dengan arus sedang.
- Perahu Karet: Digunakan untuk evakuasi di daerah banjir.
- Vertical Rescue Kit: Set tali, carabiner, dan harness untuk mengevakuasi korban dari reruntuhan atau tebing.
Untuk memastikan kesiapan operasional, setiap Markas PMI Kabupaten di wilayah rawan bencana harus menjaga inventaris evakuasi darat yang lengkap, siap dimobilisasi dalam waktu 30 menit.
Koordinasi Keamanan dan Medis
Relawan PMI selalu berkoordinasi erat dengan aparat keamanan. Kepala Posko Gabungan TNI/Polri di lokasi bencana seringkali mengalokasikan minimal empat personel keamanan untuk mengamankan zona evakuasi, menjamin keselamatan tim medis dan relawan. Hal ini membantu Relawan Medis PMI fokus sepenuhnya pada stabilisasi dan pemindahan korban, memastikan bahwa setiap nyawa yang berhasil diselamatkan tiba di posko kesehatan darurat dalam kondisi yang stabil.
