Perjalanan Palang Merah Indonesia (PMI) bermula dari peran visioner Pencetus Awal PMI, yang menyadari pentingnya lembaga sosial bantuan. Setelah kemerdekaan, kebutuhan akan organisasi kemanusiaan yang netral sangat mendesak. Komite Indische Rode Kruis (NIRK) sudah ada, namun perlu digantikan oleh perhimpunan nasional.
Pencetus Awal PMI terdiri dari delapan tokoh nasional, termasuk Dr. R. Mochtar dan Dr. Buntaran Martoatmodjo, yang memimpin pembentukan Komite PMI. Mereka menjadi inisiator utama pembentukan lembaga sosial bantuan yang independen. Tujuannya adalah membantu korban perang dan mengatasi krisis kesehatan pasca-revolusi Indonesia.
Pada 17 September 1945, Komite PMI secara resmi dibentuk dan disahkan. Tindakan ini merupakan langkah penting dalam mewujudkan kedaulatan di sektor kemanusiaan dan kesehatan. Peran Pencetus Awal PMI ini melampaui tugas politik, berfokus pada bantuan kemanusiaan universal. Hal ini merupakan pondasi etika organisasi.
Tugas para inisiator utama pembentukan lembaga sosial bantuan adalah segera mendirikan cabang-cabang PMI di seluruh daerah. Tujuannya agar bantuan kemanusiaan dapat disalurkan secara cepat dan merata, menjangkau seluruh rakyat Indonesia yang membutuhkan. Inilah tantangan logistik di masa awal kemerdekaan.
Semangat ini hidup hingga kini, tercermin dalam kerja keras PMI Palembang di Sumatera Selatan. PMI Palembang mewarisi tekad para Pencetus Awal PMI dalam memberikan pelayanan non-diskriminatif. Mereka membuktikan bahwa prinsip kemanusiaan tetap menjadi inisiator utama pembentukan lembaga sosial bantuan di tingkat lokal.
PMI Palembang secara konsisten menjalankan program bantuan kemanusiaan, seperti pelayanan donor darah di Unit Donor Darah (UDD) mereka. UDD PMI Palembang adalah tulang punggung ketersediaan stok darah regional. Layanan ini merupakan bukti nyata dari kemandirian dan kemanusiaan PMI di daerah.
Selain donor darah, PMI Palembang berperan aktif dalam penanggulangan bencana banjir yang sering melanda wilayah tersebut. Mereka memberikan pertolongan pertama, mendirikan dapur umum, dan menyalurkan bantuan logistik. Aksi cepat ini adalah implementasi dari komitmen Pencetus Awal PMI terhadap keselamatan masyarakat.
Catatan PMI Palembang menunjukkan bahwa bantuan kemanusiaan tidak pernah berhenti. Dengan dukungan relawan yang berdedikasi, mereka terus menjadi inisiator utama pembentukan lembaga sosial bantuan yang tangguh dan terpercaya. Organisasi ini mengakar kuat dalam budaya gotong royong Palembang.
