Palang Merah Indonesia (PMI) memahami betul bahwa dalam menghadapi ancaman bencana alam yang tak terduga, persiapan terbaik adalah kunci untuk meminimalkan dampak dan menyelamatkan nyawa. Konsep ini menjadi landasan utama dalam setiap program kesiapsiagaan yang dirancang dan diimplementasikan PMI di seluruh pelosok negeri. PMI tidak hanya hadir saat bencana melanda, tetapi jauh sebelum itu, mereka aktif membangun fondasi ketahanan masyarakat melalui edukasi, pelatihan, dan penguatan kapasitas yang berkelanjutan.
Salah satu pilar utama dalam persiapan terbaik ala PMI adalah program edukasi bencana yang masif dan berkelanjutan. PMI secara rutin menyelenggarakan lokakarya dan simulasi bencana di berbagai tingkatan masyarakat, mulai dari sekolah dasar hingga komunitas pedesaan. Misalnya, pada tanggal 12 Agustus 2025, PMI cabang kota “Cahaya” mengadakan simulasi gempa bumi dan kebakaran di 25 sekolah menengah pertama, melibatkan lebih dari 4.000 siswa dan guru. Dalam kegiatan ini, PMI bekerja sama dengan Dinas Pemadam Kebakaran dan Kepolisian setempat untuk melatih jalur evakuasi aman, teknik pertolongan pertama dasar, dan cara mencari perlindungan di bawah meja saat gempa. Edukasi ini bertujuan untuk menanamkan kesadaran dan keterampilan dasar yang penting agar masyarakat tahu apa yang harus dilakukan di detik-detik awal bencana.
Selain edukasi, PMI juga berinvestasi besar dalam penguatan kapasitas relawannya, yang menjadi ujung tombak dalam setiap respons. Relawan PMI dilatih secara intensif dalam berbagai spesialisasi, mulai dari pertolongan pertama lanjut, manajemen pengungsian, dukungan psikososial, hingga operasi SAR (Search and Rescue). Pelatihan ini bukan hanya teori, melainkan juga praktik lapangan yang realistis. Pada bulan Juni 2025, sebanyak 150 relawan PMI dari berbagai provinsi mengikuti pelatihan khusus penanganan bencana hidrometeorologi di pusat pelatihan PMI di sebuah kota fiktif “Harmoni”, difokuskan pada penanganan banjir bandang dan tanah longsor. Pelatihan ini juga melibatkan simulasi evakuasi di daerah sulit dan teknik penyelamatan di air. Ini memastikan bahwa PMI memiliki sumber daya manusia yang terampil dan siap sedia, kapan pun dan di mana pun mereka dibutuhkan. Persiapan terbaik ini mencakup peningkatan kemampuan logistik. PMI secara strategis menempatkan gudang-gudang logistik regional yang berisi bantuan dasar seperti tenda, selimut, makanan siap saji, dan peralatan medis, siap untuk didistribusikan dengan cepat ke lokasi bencana.
Komitmen terhadap persiapan terbaik juga terlihat dari upaya PMI dalam mengadvokasi kebijakan yang mendukung pengurangan risiko bencana. PMI secara aktif berinteraksi dengan pemerintah daerah dan pusat, memberikan masukan berdasarkan pengalaman lapangan mereka untuk perumusan kebijakan yang lebih baik, seperti tata ruang yang mempertimbangkan potensi bencana atau pembangunan infrastruktur yang lebih tangguh. Mereka juga mendorong pembentukan dan penguatan forum-forum multi-pihak yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam perencanaan kesiapsiagaan bencana.
Melalui pendekatan komprehensif ini, PMI tidak hanya bereaksi terhadap bencana tetapi secara proaktif membentuk masyarakat yang lebih siap dan tangguh. Dengan mengedepankan persiapan terbaik, PMI berharap dapat mengurangi dampak kerugian jiwa dan harta benda, serta mempercepat proses pemulihan, memastikan Indonesia dapat bangkit lebih kuat dari setiap tantangan alam.
