Di Indonesia, bencana seringkali diikuti dengan Tantangan Cuaca Ekstrem, seperti hujan lebat berkepanjangan, angin kencang, atau bahkan badai tropis. Dalam situasi ini, tempat tinggal sementara yang disediakan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) harus lebih dari sekadar penutup—mereka harus menjadi tempat berlindung yang kokoh. Tantangan Cuaca Ekstrem menuntut PMI untuk menggunakan desain tenda yang memiliki ketahanan struktural tinggi, memastikan keselamatan para penyintas dan tim relawan. Upaya ini melibatkan pemilihan material yang tepat, teknik pemasangan yang disiplin, dan pengawasan rutin. Penguasaan Tantangan Cuaca Ekstrem melalui desain shelter yang kuat adalah prioritas utama PMI.
Desain tenda pengungsian PMI mengikuti standar internasional, yang secara spesifik dirancang untuk menahan beban angin hingga 80 km/jam dan curah hujan tinggi. Material yang digunakan pada tenda keluarga PMI adalah terpal PVC yang tahan air (waterproof) dan tahan UV, dengan rangka baja atau aluminium yang diperkuat. Kunci ketahanan terletak pada sistem penjangkaran. Tenda PMI dipasang menggunakan pasak baja yang panjang dan tali penguat (guy ropes) yang diikatkan pada sudut 45∘, teknik ini membantu mendistribusikan beban angin secara merata ke permukaan tanah. Data teknis dari tim logistik PMI mencatat bahwa setiap tenda keluarga membutuhkan minimal 12 pasak dan 8 tali penguat.
Selama fase tanggap darurat, pemeriksaan dan pemeliharaan tenda menjadi rutinitas wajib, terutama saat terjadi perubahan cuaca mendadak. Pada saat terjadi badai siklon di wilayah pesisir pada 15 September 2026, relawan PMI menjalankan protokol penguatan tenda. Protokol ini termasuk menggali parit kecil di sekeliling tenda untuk mengalihkan aliran air hujan, serta menambahkan karung pasir di sudut-sudut tenda untuk menambah beban dasar. Relawan yang bertugas juga melakukan pengecekan tali dan simpul tenda setiap 3 jam sekali selama puncak badai.
Aspek keamanan dalam menghadapi Tantangan Cuaca Ekstrem juga melibatkan koordinasi evakuasi dini. PMI bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk memantau prakiraan cuaca secara real-time. Jika ada potensi badai besar, tim PMI, bersama aparat keamanan, segera menyiapkan jalur dan lokasi evakuasi cadangan. Pada hari Jumat, 16 September 2026, pukul 05.00 WIB, Polsek setempat menerima laporan dari posko PMI dan segera mengerahkan tim untuk membantu memindahkan 50 keluarga rentan dari tenda komunal ke gedung sekolah permanen terdekat yang lebih aman. Tindakan proaktif ini memastikan bahwa ketahanan struktural tenda didukung oleh rencana mitigasi yang cepat dan terkoordinasi, menjamin keselamatan para penyintas di tengah kondisi cuaca yang paling parah.
